Isro’ Dan Mi’Roj, Salah Satu Kemukjizatan Rasulullah Yang Tidak Diberikan Kepada Nabi-Nabi Lainya
Di antara mukjizat Rasulullah yaitu Isro’ dan Mi’roj yang tidak diberikan kepada Nabi selain beliau.
Termasuk dari kemuliaan yang Alloh berikan kepada Nabi Muhammad yaitu perjalanan istimewa menjelajah jagad raya hingga ke daerah yang sangat tinggi di atas langit yang ke tujuh yang dikenal dengan Isro’ wal Mi’roj.
Tentang ini Abu Ja’far ath-Thohawi berkata dalam al-Aqidah ath-Thohawiyah-nya, “Mi’roj yaitu haq, Nabi telah diperjalankan di malam hari dan dimi’rojkan (dinaikkan) dengan jasad kasarnya ke langit dalam keadaan jaga, kemudian hingga ke suatu daerah yang tinggi yang dikehendaki oleh Alloh dan Dia telah memuliakannya dengan apa yang Dia kehendaki serta mewahyukan kepadanya apa yang Dia wahyukan, sedangkan hati Nabi tidaklah berdusta perihal apa yang ia lihat.”
Kisah singkatnya ialah pada suatu malam beliau didatangi oleh Jibril yang membawa Buroq, kendaraan yang lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari keledai. Satu ayunan langkahnya menjangkau sejauh pandangan matanya, terbang secepat kilat. Nabi dengan didampingi Jibril bertolak dari Masjid al-Harom menuju Masjid al-Aqsho di Palestina. Di masjid yang mulia ini beliau melaksanakan sholat bersama para nabi, sementara beliau-lah imamnya. Dari Masjid al-Aqsho ia dimi’rojkan ke langit yang terdekat dengan dunia kemudian ke langit yang berikutnya hingga melewati langit yang ke tujuh. Dari sini ia dinaikkan lagi hingga ke suatu daerah yang berjulukan Sidroh al-Muntaha. Beliau juga melihat Bait al-Ma’mur, baitulloh yang setiap harinya dikunjungi oleh tujuh puluh ribu malaikat yang sesudah memasukinya, mereka tidak akan kembali lagi. Kemudian beliau dinaikkan lagi hingga mendekat ke hadirat Ilahi Yang Maha perkasa, di sini Alloh Yang Maha tinggi mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang Dia wahyukan secara pribadi (tanpa mediator Jibril ) dan Dia juga menurunkan kewajiban sholat yang lima waktu. Setelah mendapatkan pesan yang suci ini beliau turun kembali ke bumi sementara fajar belum menyingsing. Perjalanan yang sangat mulia ini ditempuh oleh beliau kurang dari satu malam. Ketika berfirman perihal perjalanan ini, Alloh mengawalinya dengan Subhana (Maha suci Alloh), yang berarti bahwa ini yaitu suatu insiden luar biasa.
Alloh berfirman:
“Maha suci Alloh, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari gejala (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia yaitu Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Isro’ [17]: 1)
Inilah di antara keistemewaan dan kelebihan yang telah dianugerahkan Alloh kepada Nabi kita Muhammad . Semoga Alloh menawarkan taufiq-Nya kepada kita untuk senantiasa mengikuti jalannya dan meneladani sunnahnya serta membela kehormatannya dan mendakwahkan ajarannya. Ya Alloh, kumpulkanlah kami pada hari simpulan zaman bersama ia dan para sahabatnya, bahwasanya Engkau Maha mengabulkan doa.
Komentar
Posting Komentar