5 Penyebab Seseorang Melaksanakan Perbuatan Zina. Kau Harus Tahu !


PINTU GERBANG PERZINAAN

Banyak sekali pintu-pintu gerbang perzinaan yang jikalau seseorang memasukinya, maka ia akan terseret dan sulit sekali selamat darinya. Pintu gerbang yang di depannya terdapat penyeru yang senantiasa menghiasi pandangan mata dan menciptakan hati selalu tertarik padanya, yaitu penyeru dari golongan setan dan manusia. Dialah pintu bangunan megah yang seolah indah. Pintu gerbang yang gemerlap bagai mercusuar yang menyilaukan pandangan mata, bahkan menarik hati keyakinan untuk mengayunkan langkah dan masuk ke dalamnya. Padahal di dalamnya istana berapi yang bersemayam para iblis dan penyembah syahwat yang durhaka. Di antara pintu-pintu gerbang perzinaan tersebut adalah.

1. Al-Khothorot (Lintasan pikiran)

Awal mula dari perbuatan zina yakni dari lintasan pikiran dalam benak seseorang. Di sinilah bahwasanya kawasan bermulanya acara insan yang baik ataupun buruk. Dari sini juga terlahir harapan (untuk melaksanakan sesuatu) yang risikonya berkembang menjadi tekad yang bulat.  Dan awal terjadinya zina yaitu dari lintasan syahwat  yang berkilatan bagai petir yang menyambar-nyambar dalam benak seseorang.

Maka siapa yang bisa mengendalikan pikiran, maka ia bisa mengendalikan diri dan menundukkan hawa nafsunya. Dan orang yang tidak bisa mengendalikan pikiran-pikirannya, maka hawa nafsunya yang berbalik menguasainya. Barangsiapa yang menganggap remeh pikiran-pikiran yang melintas di hatinya, maka ia akan diseret menuju kebinasaan secara paksa.

Inilah pintu gerbang pertama kali orang yang ingin melaksanakan zina, yaitu lintasan pikiran yang dihiasi setan untuk tergerak menuruti bisikan halusnya. Bisikan itu akan semakin berpengaruh jikalau tidak ditepis dengan dzikir pada Alloh  . Bahkan, akan menjadi topan yang menghempas berpengaruh meluluh-lantakkan keimanan dalam hati seorang hamba.

Setan akan senantiasa menyibukkan seorang hamba dengan pikiran-pikiran kotor dan mesum. Bahkan mengosongkan pikiran seseorang dan mengisinya dengan bisikan syahwat yang seolah indah di alam nyata.

Oleh lantaran itu, bagi seorang Muslim hendaknya senantiasa menyibukkan diri terhadap hal-hal yang bermanfaat. Begitu juga mengisi waktu luangnya dengan rangkaian ibadah yang menciptakan ia berpaling dari lintasan pikiran jelek dari setan. Hal tersebut dikarenakan pikiran negatif itu tidaklah muncul ketika waktu luang kita diisi dengan ketaatan dan diri kita sibuk dengan kebaikan.

Al-Imam Asy-Syafi’i   berkata, “Aku pernah berteman dengan orang-orang sufi dan saya tidak mendapat manfaat apa-apa dari mereka kecuali dua kalimat saja.” 

Pertama: 
 ))الوَقْتُ سَيْفٌ، فَإِنْ قَطَعْتَهُ وَإِلاَّ قَطَعَكَ ((
“Waktu itu laksana pedang, bila engkau tidak (menggunakannya untuk) menebas, dialah yang akan menebas (leher)mu.”
Kedua:

 ))وَنَفْسُكَ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ شَغلَتْكَ بِالبَاطِلِ ((
“Dan dirimu, bila tidak engkau sibukkan dengan kebenaran, maka dialah yang akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”

2.Al-Lahazhot (Lirikan atau Pandangan Pertama)

Pandangan mata bagaikan anak panah syahwat yang diluncurkan Iblis untuk menjuruskan insan kepada perzinaan. Dialah pintu gerbang jikalau telah dimasuki, maka akan menyeret insan kepada kebuasan nafsu setan yang membawa kepada perzinaan.

Pandangan pertama yakni  pelopor,  atau “utusan” syahwat. Oleh karenanya, menjaga pandangan merupakan modal dalam perjuangan menjaga kemaluan. Barangsiapa yang melepaskan pandangannya tanpa kendali, pasti hal tersebut akan menjerumuskan dirinya sendiri ke jurang kebinasaan.
Rosululloh   bersabda:

(( لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّمَا لَكَ الأُوْلَى وَلَيْسَتْ لَكَ الأُخْرَى ))
“Janganlah kau ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.” (HR. at-Tirmidzi)

Di dalam musnad Imam Ahmad  , diriwayatkan dari Rosululloh  , ia   bersabda:

(( النَّظْرَةُ سَهْمٌ مَسْمُوْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيْسَ، فَمَنْ غَضَّ بَصَرَهُ عَنْ مَحَاسِنِ امْرَأَةٍ لله أَوْرَثَ الله قَلْبَهُ حَلاَوَةً إِلىَ يَوْمِ يَلْقَاهُ ))
“Pandangan itu yakni anak panah beracun dari anak panah-anak panah milik iblis. Maka barangsiapa yang menundukkan  pandangannya dari kecantikan seorang wanita, lantaran Alloh semata, maka Alloh akan mengatakan di hatinya kenikmatan hingga hari kiamat.”  (HR. Ahmad)
Beliau   juga bersabda:

(( غُضُّوْا أَبْصَارَكُمْ وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ ))
“Tundukkanlah pandangan kalian, dan jagalah kemaluan kalian.” (HR. ath-Thobroni)

Pandangan yakni pangkal tragedi alam yang menimpa manusia, alasannya yakni pandangan akan melahirkan lintasan dalam hati. Kemudian  lintasan akan melahirkan pikiran, dan pikiran akan melahirkan syahwat. Syahwat membangkitkan keinginan, kemudian harapan itu menjadi berpengaruh dan berkembang menjadi tekad yang bundar untuk mewujudkan harapan tersebut. Akhirnya apa yang tadinya melintas dalam pikiran menjadi kenyataan dan itu pasti akan terjadi selama tidak ada yang menghalanginya.

Oleh lantaran itu, sebagian hebat pesan tersirat berkata, “Bersabar dalam menahan pandangan mata (bebannya) lebih ringan dibanding harus menanggung beban penderitaan yang ditimbulkannya.”

Pandangan yang liar akan menjadikan perasaan bingung dalam jiwa, tidak damai dan hati panas terasa terbakar. Terkadang mata seorang hamba melihat sesuatu yang membangkitkan syahwat, yang dia tidak sanggup menahan diri, membendung keinginan, namun tak kuasa mewujudkan keinginannya, tentu jiwanya sangat tersiksa; sanggup melihat namun tak kuasa menjamahnya. Inilah bahwasanya siksaan batin yang disebabkan dari pandangan yang liar.

Para pengumbar pandangan menerka dengan menguntit perempuan bagus atau laki-laki tampan bisa memperlihatkan syahwatnya. Padahal lirikan-lirikannya tidak lain hanyalah menorehkan luka di atas luka. Bahkan menawan hati dengan syahwatnya yang panas membara.

3.  Al-Lafadzot (Kata-Kata)

Kata-kata bisa menjadi pintu gerbang perzinaan, yaitu dengan kata-kata kotor yang menjadi bumbu  dan mengacu pada perzinaan, baik itu berupa lagu, syair atau cerita-cerita cabul yang hari ini menyebar di majalah dan surat kabar di tengah masyarakat.

Kata-kata inilah yang mendongkrak syahwat dan tergerak untuk melampiaskannya. Oleh lantaran itu, bagi seorang Muslim hendaknya senantiasa menjaga lisannya. Tidak lain alasannya yakni kehancuran seseorang berawal dari tidak terjaganya lisan seorang hamba.

Dari Bilal bin al-Harits al-Muzani   dari Nabi Muhammad  , ia   bersabda:
(( إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ الله مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُب الله لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مِنْ سُخْطِ الله مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، فَيَكْتُب الله لَهُ بِهَا سُخْطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ ))

“Sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kata yang dicintai Alloh, dia tidak menyangka (pahalanya) hingga menyerupai apa yang dia dapatkan, namun ternyata dengan kalimat itu Alloh mengatakan kepadanya keridhoan-Nya hingga hari dia berjumpa dengan-Nya kelak. Dan sesungguhnya seorang dari kalian terkadang mengucapkan satu kata yang dimurkai Alloh, dia tidak menyangka (dosanya) hingga menyerupai apa yang dia dapatkan, namun ternyata Alloh memurkainya hingga dia bertemu Alloh kelak.” (HR. at-Tirmidzi)
Alqomah   berkata, “Betapa banyak ucapan yang tidak jadi saya katakan disebabkan oleh hadits yang diriwayatkan Bilal bin al-Harits ini.”

Abu Bakar Ash-Shiddiq   pernah memegang lidahnya dan berkata, “Inilah yang menjebakku ke dalam banyak sekali masalah,” Ucapan itu yakni tawanan anda. Bila ia sudah keluar dari verbal anda berarti andalah yang menjadi tawanannya. Alloh   selalu memperhatikan pengecap hamba-Nya setiap kali ia berbicara.

Alloh   berfirman:
“Tidak suatu ucapanpun yang diucapkan kecuali ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qof [50]: 18)

Betapa banyak hari ini kata-kata beracun syahwat tersebar di facebook, blog, twitter, friendster serta situs-situs liar yang menjadi pintu gerbang perzinaan bagi generasi muda ketika ini. Semoga Alloh   selamatkan diri kita dari kata-kata kotor yang meracuni hati tersebut.

4. Al-Kholwat (Berduaan)

Inilah pintu gerbang perzinaan yang sangat berbahaya. Yang dimaksud dengan kholwat yakni bersepian dengan wanita-wanita yang tak halal baginya, baik itu pacarnya, sekretaris pribadinya, sahabat kuliah maupun pembantu perempuannya serta perempuan lainnya yang tak halal baginya.
Rosululloh   bersabda:

 ))لَا يَخْلُوَنَّ أَحَدُكُمْ بِامْرَأَةٍ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ ثَالِثُهُمَا(( 
“Janganlah salah seorang dari kalian berkholwat dengan seorang perempuan lantaran sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

 ))وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِاَمْرَأَةٍ لَيْسَ مَعَهَا ذْوْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَاِلثَهُمَا الشَّيْطَانُ(( 
“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka janganlah ia berkholwat dengan seorang perempuan tanpa ada mahrom perempuan tersebut, lantaran setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad)

Dari hadits ini, terperinci bahwa Islam tidak mengenal pacaran. Tidak ada istilah pacaran islami sebagaimana dikenal banyak pencetus muda Islam. Adapun yang dilakukan suami istri di hari–hari pertama sehabis menikah secara islami intinya bukan pacaran, lantaran pacaran merupakan pintu gerbang yang menjerumuskan insan ke dalam kubangan zina. Susah sekali seseorang keluar dari pintu ini jikalau telah terseret dan masuk ke dalamnya. Hanya orang yang dirohmati Alloh   saja yang selamat dari seruan setan memasuki pintu gerbang kepalsuan ini.

5. Al-Khuthuwat (Langkah-Langkah Nyata untuk Melakukan Perbuatan)

Inilah pintu gerbang paling berbahaya dari sekian pintu gerbang lainnya. Ia merupakan terminal terakhir yang menjadikan nafsu berhenti atau melanjutkan petualangan iblis menjamah rimba zina yang sesungguhnya.  Pintu inilah yang menjadi puncak kegirangan Iblis terhadap kebodohan insan atas hawa nafsunya. Mereka bersorak–sorai dan tertawa terbahak-bahak jikalau seorang hamba benar-benar menerobos pintu gerbang perzinaan.

Alloh   berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang positif bagi kalian.” (QS. al-Baqoroh [2]: 208)

Begitulah proses terjadinya zina. Awal zina yakni lintasan pikiran, kemudian niatan yang dibumbui kata-kata rayuan dan didukung dengan penglihatan. Setelah itu berjanjian dan bersepi-sepian. Akhirnya terjadilah perzinaan. Namun, setan tidaklah tinggal diam. Masih banyak langkah-langkah setan untuk senantiasa menjerumuskan insan ke dalam perzinaan. Bahkan, membisikkan untuk melaksanakan kemaksiatan lain sehabis perzinaan menyerupai membunuh bayi atau orang yang dizinainya atau menjadikan zina sebagai kebiasaannya. Wal ‘iyadzu billah.

Kelima hal tersebut merupakan pintu gerbang utama istana iblis yang berjulukan zina. Barangsiapa terjebak masuk darinya, maka hendaknya segera menghindar dan berlari jauh untuk menyelamatkan harga dirinya dari kubangan zina yang sangat tercela.

BACA HALAMAN SELANJUTNYA : HUKUMAN MENYERAMKAN BAGI PELAKU ZINA DALAM ISLAM 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Sirah Nabi

Orangtua Harus Tahu! Begini Cara Rosululloh Menyikapi Kesalahan Anak