Seperti Apakah Keberanian Rasulullah ? Cari Tahu !





Keberanian Rosululloh
Hakikat keberanian yaitu mengekang jiwa dari dorongan-dorongan rasa takut sehingga manusia  tidak takut dalam kondisi-kondisi yang memerlukan keberanian, sedang rasa takut merupakan keburukan dan tercela.
Nabi Muhamamad   yaitu insan yang paling elok akhlaknya, paling dermawan, dan paling berani. Dengan demikian seorang Muslim selayaknya mengakibatkan Nabi Muhammad   yaitu sebaik-baik qudwah (teladan) dan teladan dalam hal keberanian. Berikut ini beberapa teladan keberanian Rosululloh  :


1.    Ketika pertempuran Hunain benar-benar berkecamuk, sedangkan pasukan Kaum Muslimin dan kafir telah bertemu, tiba-tiba kaum Muslimin lari mundur ke belakang. Kendatipun kaum Muslimin mundur ke belakang, namun Rosululloh   tetap memacu kudanya menghadapi tentara kafir. Dengan gagah berani Beliau   menghadapi serangan orang-orang kafir yang semakin ganas, kemudian Beliau   bersabda: “Wahai ‘Abbas, serulah Ashhabus Samroh (penduduk Samroh).” Kemudian ‘Abbas   berkata: “Maka saya berseru dengan suaraku yang paling keras: “Dimana Ashhabus Samroh? ‘Abbas berkata lagi: “Demi Alloh, selama mereka mendengar seruanku, hati (simpati) mereka tergugah sebagaimana tergugahnya hati seekor sapi demi mendengar jeritan anak-anaknya, mereka eksklusif menjawab: “Labbaik (ya, kami siap menyambutnya), Labbaik (ya, kami siap menyambutnya), kemudian ‘Abbas berseru lagi: “Bunuh dan perangilah orang–orang kafir itu! Ketika itu Rosululloh   memperhatikan mereka dari atas punggung keledai sebagai orang yang siap memecutnya untuk memerangi orang-orang kafir, kemudian Rosululloh   bersabda: “Sekarang pertempuran sedang berkecamuk.” (HR. Muslim)

2.    Barro’ bin ‘Azib   pernah di tanya seseorang: “Wahai Barro’ apakah kalian juga ikut berpaling mundur pada bencana Hunain? Barro’ menjawab: Demi Alloh, tidak, sekali-kali Rosululloh   tidak mundur saat itu, Bahkan sahabat-sahabat dia yang masih muda dan gagah keluar meghadapi orang-orang kafir itu, mereka yaitu para cowok yang sigap dan tanggap, tanpa menggunakan baju besi dan tanpa persenjataan yang lengkap menghadapi tentara-tentara kafir dengan gagah berani, dengan serentak mereka maju kedepan gelanggangan pertempuran sampai bertemu dengan pasukan pemanah. Lalu panah-panah itu hampir-hampir tidak satupun yang mengenai mereka. Lalu berkumpullah Bani Hawazin dan Bani Nashr yang dengan serentak mereka melepaskan belum dewasa panahnya, hampir-hampir tak satu pun anak panah yang mengenai sasaran, kesannya pasukan kafir itu kocar-kacir. Akan tetapi mereka (kaum kafir) berpindah haluan yaitu berbalik memburu Rosululloh  , saat itu dia masih berada di atas punggung keledainya yang dituntun oleh Abu Sufyan bin al-Harits, kemudian Beliau turun dari kudanya, kemudian berdoa dan memohon pertolongan, dia berdoa: “Aku yaitu Nabi yang tidak pernah bohong Aku yaitu anak keturunan Abdul Mutholib. Ya Alloh turunkanlah pertolongnmu.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)

3.    Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas  , ia berkata: “Nabi   yaitu insan yang paling elok akhlaknya, paling dermawan, dan paling berani. Pada suatu malam penduduk Madinah di kagetkan oleh suatu suara, kemudian insan bersegera bergerak menuju asal suara, tetapi mereka mendapat Nabi   lebih dulu berada di kawasan itu, kemudian Beliau bersabda: “Kenapa kalian takut, kenapa kalian takut.” Ketika itu Beliau sedang mengendarai kuda milik Abu Tholhah tanpa pelana di atasnya, sedang di lehernya tergantung sebilah pedang, Beliau bersabda: “Dia telah melarikan diri.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Sirah Nabi

Orangtua Harus Tahu! Begini Cara Rosululloh Menyikapi Kesalahan Anak